Bantu Menghafal Al Qur'an

Headlines News :
Home » » Hukum Menyilangkan Tangan Sebelum Shalat

Hukum Menyilangkan Tangan Sebelum Shalat

Written By Unknown on Kamis, 16 Januari 2014 | 01.18

Bismillah wal Hamdulillah wash Shalatu was Salamu ‘Ala Rasulillah wa ‘Ala Aalihi wa  man waalah, wa  Ba’d;



Semoga rahmat Allah Ta’ala atas kita semua ...

Sering kita lihat ketika di masjid, manusia duduk bersila sambil menyilangkan –istilah penanya menjalin-  jari jemari kedua tangannya. Baik ketika menunggu azan dan iqamah, atau saat mendengarkan khutbah Jumat. Hal ini terlarang, yakni makruh. Larangan ini berlaku bagi orang yang hendak shalat atau menunggu shalat di masjid. Tetapi, diluar waktu itu tidak apa-apa, walau pun di masjid.
Larangan tersebut tertera di antaranya dalam riwayat dari Ka’ab bin ‘Ujrah Radhilallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
 إِذَا تَوَضَّأَ أَحَدُكُمْ فَأَحْسَنَ وُضُوءَهُ ثُمَّ خَرَجَ عَامِدًا إِلَى الْمَسْجِدِ فَلَا يُشَبِّكَنَّ يَدَيْهِ فَإِنَّهُ فِي صَلَاةٍ
Jika di antara kalian  berwudhu maka perbaguslah wudhunya, lalu   bersengaja  menuju masjid, maka janganlah menyilangkan jari jemari kalian, karena   saat itu hakikatnya dalam keadaan shalat. (HR. At Tirmidzi No. 386, Abu Daud No. 562, Al Baghawi dalam Syarhus Sunnah No. 475. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ No. 442, juga dishahihkan oleh Imam Ibnu Khuzaimah dan Imam Ibnu Hibban. Lihat Fathul Bari (1/566) )

Syaikh Abdul Muhsin Al ‘Abbad Al Badr Hafizhahullah menjelaskan:

يعني: ما دام متجهاً إلى الصلاة فهو في صلاة، فلا يشبكن بين أصابعه لا في الطريق ولا في المسجد
Yakni selama dia menuju ke masjid maka dia dalam keadaan shalat, maka janganlah menyilangkan antara jari jemarinya, baik ketika di jalan mau pun saat di masjid. (Syarh Sunan Abi Daud, 3/479)

Itulah hikmah kenapa perbuatan tersebut dilarang. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa perbuatan tersebut berasal dari syetan, namun semua riwayat tersebut dinyatakan dhaif oleh Al Hafizh Ibnu Hajar. (Fathul Bari, 1/566), dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam Ta’liq Musnad Ahmad-nya.


Berkata Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah:
يكره تشبيك الاصابع عند الخروج إلى الصلاة وفي المسجد عند انتظارها ولا يكره فيما عدا ذلك ولو كان في المسجد.
Dimakruhkan menyilangkan jari jemari ketika keluar menuju shalat dan di masjid ketika menunggu shalat, dan tidak dimakruhkan di luar waktu itu walau pun di masjid. (Fiqhus Sunnah, 1/252)

Kenapa setelah selesai shalat tidak dilarang? Telah shahih beberapa riwayat bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah menyilangkan jari jemarinya di masjid, namun itu terjadi setelah shalat,  bukan waktu menunggu shalat atau dalam perjalanan ke masjid.
Kami sampaikan satu hadits saja, dalam hadits yang cukup panjang  Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu menceritakan (kami ringkas saja):
فَصَلَّى بِنَا رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ فَقَامَ إِلَى خَشَبَةٍ مَعْرُوضَةٍ فِي الْمَسْجِدِ فَاتَّكَأَ عَلَيْهَا كَأَنَّه غَضْبَانُ وَوَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى الْيُسْرَى وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ .....
Lalu beliau (Rasulullah) shalat bersama kami dua rakaat, kemudian beliau salam, lalu bangun menuju kayu tiang di masjid, dia bersandar kepadanya seakan dia sedang marah dan meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya dan dia menyilangkan jari jemarinya .... (HR. Bukhari No. 482)
Demikian. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam

Wa Shallallahu ‘Ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘Ala Aalihi wa Shahbihi ajmain.

Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kajian Islam - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger