Mengadukan
ucapan seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak adalah salah satu
faktor yang menyebabkan terputusnya ikatan, serta menyulut api kebencian dan
permusuhan antar sesama manusia.
Allah
mencela pelaku perbuatan tersebut dalam firman-Nya.
"Artinya : Dan janganlah kamu ikuti
setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian
kemari menghambur fitnah". (Al-Qalam : 10-11)
Dalam
sebuah hadits marfu' yang diriwayatkan Hudzaifah, disebutkan :
"Artinya : Tidak akan masuk surga al-qattat
(tukang adu domba)". (Hadits Riwayat Al-Bukhari, lihat Fathul Baari
10/472. Dalam An-Nihayah karya Ibnu Atsir 4/11 disebutkan : "....
Al-Qattat adalah orang yang menguping (mencuri dengar pembicaraan), tanpa
sepengetahuan mereka, lalu ia membawa pembicaraan tersebut kepada dua yang lain
dengan tujuan mengadu domba".)
Ibnu
Abbas meriwayatkan :
"Artinya : (Suatu hari) Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam melewati sebuah kebun di antara kebun-kebun di Madinah.
Tiba-tiba beliau mendengar dua orang yang sedang di siksa di dalam kuburnya,
lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Artinya
: Keduanya disiksa, padahal tidak karena masalah yang besar (dalam anggapan
keduanya) -lalu bersabda- benar (dalam sebuah riwayat disebutkan "Padahal
sesungguhnya ia adalah persoalan besar"). Salah seorang diantaranya tidak
meletakkan sesuatu untuk melindungi diri dari percikan kencingnya dan seorang
lagi (karena) suka mengadu domba". (Hadits Riwayat Al Bukhari, lihat
Fathul Baari, 1/317)
Diantara
bentuk namimah yang paling buruk adalah hasutan yang dilakukan terhadap
seorang lelaki tentang istrinya atau sebaliknya, dengan maksud untuk merusak
hubungan suami istri tersebut.
Demikian
juga adu domba yang dilakukan sebagian karyawan kepada teman karyawannya yang
lain. Misalnya dengan mengadukan ucapan-ucapan kawan tersebut kepada direktur
atau atasan dengan tujuan untuk memfitnah dan merugikan karyawan tersebut.
Semua hal ini hukumnya haram.
Posting Komentar